Langsung ke konten utama

Ayat Toleransi [Perbedaan merupakan sunatullah]

Suatu hari, kaum kafir Quraisy sudah mulai putus asa dengan perkembangan Islam di Mekah. Pengaruh Muhammad yang membawa agama baru semakin terasa di kalangan masyarakat. Setelah berembuk, mereka mengutus beberapa orang untuk menemui Muhammad. ”Hai Muhammad, hentikanlah dakwahmu mengajak warga mengikuti agamamu. Bagaimana kalau kita saling berbagi. Satu hari kami menyembah Tuhanmu dan satu hari engkau menyembah Tuhan kami?” Muhammad Rasulullah yang mendengar tawaran seperti itu menolak dengan halus. Selanjutnya, turunlah ayat 1–5 Surah al-Kafirun [109]. Bagaimanakah sebenarnya cara kita bersikap kepada orang-orang non-Islam?



Surah Al-Kafirun [109] tentang Sikap terhadap Orang yang Berbeda Agama dan Keyakinan
Sikap terhadap Orang yang Berbeda Pendapat (Surah Yu-nus [10] Ayat 40–41)
Kebebasan untuk Beriman atau Kafir (Surah Al-Kahf [18] Ayat 29)

Kebebasan Beragama dalam Piagam Madinah
Kebenaran adalah milik Allah semata



Salah satu tantangan bagi kita yang telah memeluk agama Islam adalah menerima dengan tulus hati semua ajaran Allah yang telah diturunkan melalui Rasulullah Muhammad saw. Hal ini karena adakalanya, kita bertanya kok aturannya seperti ini. Pertanyaan seperti itu adalah sesuatu yang sangat wajar. Meski demikian, apabila terlalu lama tanpa jawab akan dapat menggoyahkan keyakinan kita kepada Allah dan rasul-Nya.


Bertoleransi kepada sesama manusia merupakan salah satu adab mulia Islam. Islam menghargai pluralitas atau keanekaragaman yang ada dalam masyarakat. Pluralitas adalah kenyataan yang ada dalam masyarakat kita. Hal ini berbeda dengan pluralisme yang menyamakan semua perbedaan yang ada.

Menghargai keanekaragaman yang ada merupakan kewajiban seorang muslim. Hal ini telah dipraktikkan oleh Rasulullah di Madinah saat beliau dengan indah berhubungan dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani. Tentu saja selama pihak lain juga memiliki sikap saling menghargai. Untuk mematrikan sikap ini dalam jiwa kita, terdapat beberapa latihan yang perlu Anda biasakan, sebagai berikut.
1. Menghargai pendapat orang lain dengan penuh daya kritis.
2. Tidak memaksakan kehendak atau pendapat kita kepada orang lain.
3. Menjaga hubungan baik dengan orang lain yang berbeda suku, ras, agama, atau golongan dengan kita.
4. Meningkatkan pemahaman tentang ajaran Islam dan keindahannya.
5. Mempertegas jati diri selaku seorang muslim yang baik, santun, tegas, serta mempu mengayomi setiap orang.

Surah Al-Kafirun [109] Ayat 1–6 bercerita tentang sikap seharusnya seorang muslim kepada orang yang berbeda agama dan keyakinan.
Kita tidak boleh mencampur adukkan tata cara kehidupan kita dengan ajaran agama orang lain.
Surah Yu - nus [10]: 40–41 mengajarkan tentang sikap dalam berbeda pendapat dengan orang lain. Saat kita meyakini kebenaran suatu pendapat apalagi pendapat yang bersifat prinsip, kita diperbolehkan untuk berbeda pendapat dengan tetap menghargai pendapat orang lain.

Surah al-Kahf [18]: 29 mengajarkan toleransi untuk beriman atau tidak beriman kepada Allah Swt. Setiap orang dipersilakan untuk beriman atau tidak menurut keyakinan yang mereka miliki.
Dalam masyarakat, perbedaan merupakan sebuah keniscayaan yang pasti ada. Oleh karena itu, saling menghargai sangat diperlukan agar hubungan antarsesama dapat berjalan dengan baik.
Sebagai umat Islam, kita harus tetap menjaga harga diri dan identitas serta sikap kita sebagai seorang muslim yang teguh dan baik hati. Dengan demikian, tugas kita sebagai rahmatan lil-alamin dapat kita tunaikan dengan baik.

Perbedaan merupakan sunatullah yang ditetapkan Allah bagi sekalian makhluk-Nya. Dengan perbedaan itulah kehidupan di muka bumi ini dapat berlangsung dengan dinamis dan interaktif. Sebagai seorang muslim yang baik, kita juga dihadapkan dengan perbedaan tersebut. Untuk itulah kita harus meneladani contoh Rasulullah bertoleransi dalam perbedaan yang ada.

Pada awal hijrah, Rasulullah hidup di Madinah bersama dengan para penyembah berhala, kaum nasrani, dan orang-orang Yahudi. Dengan mereka semua Rasulullah menjalin pertemanan yang baik. Akan tetapi meskipun berteman baik, Rasulullah tidak terlarut dengan pergaulan tersebut. Rasulullah dengan teguh memegang ajaran Allah tanpa terkontaminasi sedikit pun.

Itulah teladan Rasulullah dalam bertoleransi. Bagaimana dengan kita? Dapatkah kita bertoleransi dengan orang lain? Jika dapat, apakah kita terlarut dalam toleransi tersebut?

Mode Fashion OkRek .  .

Postingan populer dari blog ini

Fungsi Tata Panggung (dalam teater)

Fungsi Tata Panggung Dalam perancangan tata panggung selain mempertimbangkan jenis panggung yang akan digunakan ada beberapa elemen komposisi yang perlu diperhatikan. Sebelum menjelaskan semua itu, fungsi tata panggung perlu dibahas terlebih dahulu. Selain merencanakan gambar dekor, penata panggung juga bertanggungjawab terhadap segala perabot yang digunakan. Karena keseluruhan objek yang ada di atas panggung dan digunakan oleh aktor membentuk satu lukisan secara menyeluruh. Perabot dan piranti sangat penting dalam mencipta lukisan panggung, terutama pada panggung arena dimana lukisan dekor ...[ BUKA ]   Suasana dan Semangat Lakon   Periode Sejarah Lakon Lokasi Kejadian Status dan Karakter Peran Musim   Selengkapnya tentang TATA PANGGUNG untuk Pementasan / Teater . . . . . . . .. . . . . .

Cara bisa memperoleh file pdf

Cara bisa memperoleh file pdf Berikut ini adalah cara-cara yang harus anda ikuti agar bisa memperoleh file pdf dari masing-masing buku. beriku langkah-langkahnya: 1. Klik kanan pada tombol download yang tersedia pada setiap buku. Lalu kik save link as. Lihat gambar 2. Simpan pada hard disk PC Anda atau media penyimpanan yang lainnya dan berikan nama agar mudah untuk diingat. aa789kusuma-- ayast9m41   L

Pengertian Barokah (Berkah) - arti kata

Pengertian  / arti kata Barokah (Berkah) Barokah adalah kebaikan yang banyak lagi tetap Barokah (keberkahan) adalah kebaikan yang banyak dan tetap pada sesuatu, baik harta, anak maupun ilmu. Menurut bahasa, barokah (البركة), artinya nikmat (Kamus Al-Munawwir, 1997:78). Istilah lain berkah dalam bahasa Arab adalah mubarak dan tabaruk. Dalam bahasa Indonesia menjadi berkah, ada juga yang tetap menyebut barakah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:179), berkah adalah “karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia”. Menurut istilah, berkah (barokah) artinya ziyadatul khair, yakni “bertambahnya kebaikan” (Imam Al-Ghazali, Ensiklopedia Tasawuf, hlm. 79). Para ulama juga menjelaskan makna berkah sebagai segala sesuatu yang banyak dan melimpah, mencakup berkah-berkah material dan spiritual, seperti keamanan, ketenangan, kesehatan, harta, anak, dan usia. Dalam Syarah Shahih Muslim karya Imam Nawawi disebutkan, berkah memiliki dua arti: (1) tumbuh, berkembang, atau b...