*Ibu muda itu langsung menempelkan kepala dan tubuhnya, sambil memeluk dengan kedua tangannya*
..............
Perjalanan sendirian dari #Sidoarjo ke #Surabaya menggunakan motor. Di #Buduran, tiba-tiba HP berbunyi. Aku menepi untuk melihat siapa yang menelepon. Ternyata orang yang mau #sewa #kuade dan #terop.
.
Masih berbicara dengan orang yang di telepon, ada seorang ibu muda berdiri agak jauh, yang berbicara sambil menunjuk arah Surabaya. Suaranya kurang jelas, tapi saya tahu maksudnya adalah mau bareng. Sambil tetap berbicara dengan telepon aku tersenyum. Ibu itu langsung mendekat dan langsung naik di belakangku.
.
Cukup lama aku berbicara dengan orang di telepon, hingga tidak memperhatikan ibu itu sudah duduk di boncengan di belakang. Bahkan tubuhnya menempel, hingga aku bergeser maju untuk menghindar. Dudukku sampai di ujung sadel. Mesin motor tetap menyala.
.
"Mau kemana Mas" tanyanya, begitu aku mematikan hp. "Ke Surabaya", jawabku singkat. Tanpa banyak bicara aku langsung mengendarai motor, di jalanan yang padat pada bagi itu. Ibu itu bicara cukup banyak, menceritakan masalahnya. Aku tidak begitu memperhatikan. Yang aku tangkap hanya dia berasal dari Bojonegoro, dan menuju terminal terdekat dengan maksud mungkin bisa bertemu teman yang bisa dimintai bantuan.
.
Yang membuat aku kaget, adalah tiba-tiba tangan kanannya meraih tubuhku, merangkul dan bahkan menempelkan tubuh dan kepalanya. Dengan terus bercerita, dia menempelkan kepalanya ke bagian kepalaku yang mengenakan helm. Bahkan tangan kirinya juga ikut memeluk.
.
"Waduh, aku harus bertindak nih" Pikirku. "Maaf Bu. Mohon tangannya tidak begini." kataku pelan. Dalam hati aku berkata "Ibu kan wanita", tapi tidak sampai terucap, karena dia sudah melepas tangannya. Kemudian beberapa kali memukul punggungku pelan dengan kedua tangannya bergantian. Tidak tahu apa maksudnya kok memukul. Sementara aku tidak bisa maju lagi, sudah diujung sadel.
.
Setelah aku bilang seperti itu, si ibu tidak lagi berbicara. Hanya diam. Aku jadi salah tingkah, bahkan mau melanjutkan membaca surat yang aku baca sebelum ada telpon tadi, sampai lupa sudah sampai ayat yang mana. Akhirnya hanya baca istighfar saja sepanjang jalan. Sambil merasakan apakah dompet dan hpku masih ada di tempatnya. Ya yang aku perhatikan hanya HP dan dompet, sambil tidak berhenti baca istighfar. Ingat cerita gendam dan copet yang aku baca di media.
.
Hingga mendekati terminal Bungurasih, aku berkata "Di sini ya Bu?". "Ya. Di depan." jawabnya.
.
Aku menepi pas di depan pintu keluar terminal Bungurasih. Ibu itu langsung turun. Dan baru kali ini aku melihat wajahnyanya. Dia tersenyum manis, sambil mengucapkan "Terima kasih ya. Hati-hati di jalan. Jangan ngebut". Dia mengucapkan itu sampbil tersenyum ceria. "Sama-sama." Jawabku singkat.
.
Aku langsung memacuh motorku. Beberapa kendaraan di depan langsung aku salip. "Waduh ternyata ibu yang memang benar butuh bantuan. Mungkin cerita yang dia sampaikan, yang tidak aku perhatikan adalah benar. Dia mencari seseorang yang bisa membantunya. Dia bukan penggendam, atau penipu" Itu yang ada dalam pikiranku.
.
Namun kalau memang dia ibu yang baik yang memang sedang mencari bantuan, kenapa menempelkan tubuhnya, dan bahkan merangkul dengan kedua tangannya? Ataukah dia tidak paham bagaimana berhubungan dengan laki-laki ajnabi? Dia pikir hal sepeti itu biasa saja? Bahkan aku juga kebingungan harus bersikap. Haruskah aku tidak menerimanya untuk ikut berbonceng. Tapi tadi sementara aku masih sibuk menelpon, dia sudah duduk di boncengan.
Saat pakai motor sendiri, aku memang sering membonceng orang yang kelihatannya mengharapkan ada barengan, atau yang orang itu sengaja mencari barengan, namun baru kali ini aku membonceng wanita yang tidak aku kenal.
.
Jadi ingat yang pernah aku pelajari, bahwa kita memang tidak boleh berboncengan satu motor dengan yang bukan mahram. Dan sudah kejadian. Dan kejadian hari ini membuat aku harus makin lebih banyak lagi beristighfar. Di dunia yang diatur dengan cara sekuler ini, kita sering terpaksa bermaksiat karena kebanyakan orang di sekitar kita tidak memahami bagaimana seharusnya berbuat sesuai kepatutan tuntunan Allah dan RasulNya.
Saat di jalan, sudah maksiat mata sering tak terhindarkan, hari ini ditambah lagi yang lebih dari itu. #Astaghfirullah. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi semuanya untuk terus menjaga diri. Dan aku jadi semakin rindu kembalinya #kehidupan #Islam. Jadi semakin berharap kembalinya kehidupan Islam itu segera terwujud. Agar bisa lebih menghindari terpaksa bermaksiat dengan tanpa sengaja.
.
Allah segerakanlah kembalinya kehidupan Islam di dunia ini.
..............
Perjalanan sendirian dari #Sidoarjo ke #Surabaya menggunakan motor. Di #Buduran, tiba-tiba HP berbunyi. Aku menepi untuk melihat siapa yang menelepon. Ternyata orang yang mau #sewa #kuade dan #terop.
.
Masih berbicara dengan orang yang di telepon, ada seorang ibu muda berdiri agak jauh, yang berbicara sambil menunjuk arah Surabaya. Suaranya kurang jelas, tapi saya tahu maksudnya adalah mau bareng. Sambil tetap berbicara dengan telepon aku tersenyum. Ibu itu langsung mendekat dan langsung naik di belakangku.
.
Cukup lama aku berbicara dengan orang di telepon, hingga tidak memperhatikan ibu itu sudah duduk di boncengan di belakang. Bahkan tubuhnya menempel, hingga aku bergeser maju untuk menghindar. Dudukku sampai di ujung sadel. Mesin motor tetap menyala.
.
"Mau kemana Mas" tanyanya, begitu aku mematikan hp. "Ke Surabaya", jawabku singkat. Tanpa banyak bicara aku langsung mengendarai motor, di jalanan yang padat pada bagi itu. Ibu itu bicara cukup banyak, menceritakan masalahnya. Aku tidak begitu memperhatikan. Yang aku tangkap hanya dia berasal dari Bojonegoro, dan menuju terminal terdekat dengan maksud mungkin bisa bertemu teman yang bisa dimintai bantuan.
.
Yang membuat aku kaget, adalah tiba-tiba tangan kanannya meraih tubuhku, merangkul dan bahkan menempelkan tubuh dan kepalanya. Dengan terus bercerita, dia menempelkan kepalanya ke bagian kepalaku yang mengenakan helm. Bahkan tangan kirinya juga ikut memeluk.
.
"Waduh, aku harus bertindak nih" Pikirku. "Maaf Bu. Mohon tangannya tidak begini." kataku pelan. Dalam hati aku berkata "Ibu kan wanita", tapi tidak sampai terucap, karena dia sudah melepas tangannya. Kemudian beberapa kali memukul punggungku pelan dengan kedua tangannya bergantian. Tidak tahu apa maksudnya kok memukul. Sementara aku tidak bisa maju lagi, sudah diujung sadel.
.
Setelah aku bilang seperti itu, si ibu tidak lagi berbicara. Hanya diam. Aku jadi salah tingkah, bahkan mau melanjutkan membaca surat yang aku baca sebelum ada telpon tadi, sampai lupa sudah sampai ayat yang mana. Akhirnya hanya baca istighfar saja sepanjang jalan. Sambil merasakan apakah dompet dan hpku masih ada di tempatnya. Ya yang aku perhatikan hanya HP dan dompet, sambil tidak berhenti baca istighfar. Ingat cerita gendam dan copet yang aku baca di media.
.
Hingga mendekati terminal Bungurasih, aku berkata "Di sini ya Bu?". "Ya. Di depan." jawabnya.
.
Aku menepi pas di depan pintu keluar terminal Bungurasih. Ibu itu langsung turun. Dan baru kali ini aku melihat wajahnyanya. Dia tersenyum manis, sambil mengucapkan "Terima kasih ya. Hati-hati di jalan. Jangan ngebut". Dia mengucapkan itu sampbil tersenyum ceria. "Sama-sama." Jawabku singkat.
.
Aku langsung memacuh motorku. Beberapa kendaraan di depan langsung aku salip. "Waduh ternyata ibu yang memang benar butuh bantuan. Mungkin cerita yang dia sampaikan, yang tidak aku perhatikan adalah benar. Dia mencari seseorang yang bisa membantunya. Dia bukan penggendam, atau penipu" Itu yang ada dalam pikiranku.
.
Namun kalau memang dia ibu yang baik yang memang sedang mencari bantuan, kenapa menempelkan tubuhnya, dan bahkan merangkul dengan kedua tangannya? Ataukah dia tidak paham bagaimana berhubungan dengan laki-laki ajnabi? Dia pikir hal sepeti itu biasa saja? Bahkan aku juga kebingungan harus bersikap. Haruskah aku tidak menerimanya untuk ikut berbonceng. Tapi tadi sementara aku masih sibuk menelpon, dia sudah duduk di boncengan.
Saat pakai motor sendiri, aku memang sering membonceng orang yang kelihatannya mengharapkan ada barengan, atau yang orang itu sengaja mencari barengan, namun baru kali ini aku membonceng wanita yang tidak aku kenal.
.
Jadi ingat yang pernah aku pelajari, bahwa kita memang tidak boleh berboncengan satu motor dengan yang bukan mahram. Dan sudah kejadian. Dan kejadian hari ini membuat aku harus makin lebih banyak lagi beristighfar. Di dunia yang diatur dengan cara sekuler ini, kita sering terpaksa bermaksiat karena kebanyakan orang di sekitar kita tidak memahami bagaimana seharusnya berbuat sesuai kepatutan tuntunan Allah dan RasulNya.
Saat di jalan, sudah maksiat mata sering tak terhindarkan, hari ini ditambah lagi yang lebih dari itu. #Astaghfirullah. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi semuanya untuk terus menjaga diri. Dan aku jadi semakin rindu kembalinya #kehidupan #Islam. Jadi semakin berharap kembalinya kehidupan Islam itu segera terwujud. Agar bisa lebih menghindari terpaksa bermaksiat dengan tanpa sengaja.
.
Allah segerakanlah kembalinya kehidupan Islam di dunia ini.