Oh ya,
Partai (Fraksi) yang kemarin mendukung kenaikan harga BBM yakni Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai Golkar, Fraksi PPP, Fraksi PAN, dan Fraksi PKB.
Rakyat harus mendukung partai-partai itu, dan memilih partai itu dalam pemilu. Partai itu juga yang nanti menampilkan calon presiden yang akan rakyat pilih.
Oh ya,
dan banyak rakyat juga setuju dengan iklan yang ditampilkan, bahwa
subsidi BBM salah sasaran karena Bank Dunia mengatakan demikian.
"Soal BBM, yang disubsidi mestinya bukan rakyat, (tapi kapitalis asing)"
Oh ya,
Rakyat juga harus tahu, bahwa pemerintah tidak bisa mengurus rakyat itu bukan karena tidak bisa memberantas korupsi,
tidak, bukan karena itu,
tapi karena harus mensubsidi BBM.
Tidak bisa memberantas korupsi itu tidak masalah, yang penting tidak mensubsidi BBM, agar bisa membantu rakyat.
Oh ya,
meskipun hasil penghematan mengurangi subsidi BBM itu masih lebih kecil dari pada sisa anggaran tahun lalu, memperbaiki anggaran itu tidak penting, yang penting subsidi harus dikurangi bahkan dihilangkan, karena menurut IMF dan Bank Dunia, subsidi BBM tidak tepat sasaran, dan pemerintah harus percaya dengan mereka, dan rakyat juga harus percaya dengan pemerintah.
Ok, dan rakyat mesti menerima 'kabar' itu.
Oh ya,
rakyat tidak boleh tahu bahwa menghapus subsidi BBM itu, alasan sebenarnya adalah agar kapitalis asing bisa berjualan BBM eceran. Menjual dari hasil tambang mereka sendiri setelah menguasai sumber daya alam di tanah air Indonesia.
Hmmm.
Cukuplah rakyat jadi buruh, jadi petani, jadi nelayan, asal tetap bisa pergi ke Masjid, asal tetap bisa beribadah.
Rakyat tidak bisa mengambil minyak bumi dan gas dari perut bumi, biarlah itu diberikan kepada korporasi asing.
Rakyat tidak bisa mengambil emas dan tembaga yang sangat berlimpah, biarlah itu diberikan kepada kapitalis yang telah 'berjasa' pada para pejabat. Rakyat bisanya cuma jadi pemulung, maka lakukan saja itu.
Jika ada rakyat yang tidak terima, silakan protes, tapi maaf, protesnya cukup 'diterima' saja.
Partai (Fraksi) yang kemarin mendukung kenaikan harga BBM yakni Fraksi Partai Demokrat, Fraksi Partai Golkar, Fraksi PPP, Fraksi PAN, dan Fraksi PKB.
Rakyat harus mendukung partai-partai itu, dan memilih partai itu dalam pemilu. Partai itu juga yang nanti menampilkan calon presiden yang akan rakyat pilih.
Oh ya,
dan banyak rakyat juga setuju dengan iklan yang ditampilkan, bahwa
subsidi BBM salah sasaran karena Bank Dunia mengatakan demikian.
"Soal BBM, yang disubsidi mestinya bukan rakyat, (tapi kapitalis asing)"
Oh ya,
Rakyat juga harus tahu, bahwa pemerintah tidak bisa mengurus rakyat itu bukan karena tidak bisa memberantas korupsi,
tidak, bukan karena itu,
tapi karena harus mensubsidi BBM.
Tidak bisa memberantas korupsi itu tidak masalah, yang penting tidak mensubsidi BBM, agar bisa membantu rakyat.
Oh ya,
meskipun hasil penghematan mengurangi subsidi BBM itu masih lebih kecil dari pada sisa anggaran tahun lalu, memperbaiki anggaran itu tidak penting, yang penting subsidi harus dikurangi bahkan dihilangkan, karena menurut IMF dan Bank Dunia, subsidi BBM tidak tepat sasaran, dan pemerintah harus percaya dengan mereka, dan rakyat juga harus percaya dengan pemerintah.
Ok, dan rakyat mesti menerima 'kabar' itu.
Oh ya,
rakyat tidak boleh tahu bahwa menghapus subsidi BBM itu, alasan sebenarnya adalah agar kapitalis asing bisa berjualan BBM eceran. Menjual dari hasil tambang mereka sendiri setelah menguasai sumber daya alam di tanah air Indonesia.
Hmmm.
Cukuplah rakyat jadi buruh, jadi petani, jadi nelayan, asal tetap bisa pergi ke Masjid, asal tetap bisa beribadah.
Rakyat tidak bisa mengambil minyak bumi dan gas dari perut bumi, biarlah itu diberikan kepada korporasi asing.
Rakyat tidak bisa mengambil emas dan tembaga yang sangat berlimpah, biarlah itu diberikan kepada kapitalis yang telah 'berjasa' pada para pejabat. Rakyat bisanya cuma jadi pemulung, maka lakukan saja itu.
Jika ada rakyat yang tidak terima, silakan protes, tapi maaf, protesnya cukup 'diterima' saja.