Afandi Kusuma
Ada yang mempertanyakan benarkah nasionalisme kita telah terkotak-kotak.
Oh, apakah kita masih saja tidak terpikir???
Bahkan sejak awal NASIONALISME itu sendirilah yang telah mengotak-ngotak kita. Ide nasionalisme itulah yang telah mengajari kita untuk mengotak-ngotakkan diri.
Nasionalisme itulah yang membuat kita menjadi orang asing bagi Malaysia, bagi Birma, bagi Banglades dan lainnya. Nasionalisme itulah yang membuat kita tidak seperti pulang ke rumah saat umrah dan haji, bahkan jadi orang asing, apakah kita tidak sadar.
Nasionalismelah yang membuat kita mesti tidak peduli dengan yang terjadi di Mesir dan Syiria, apakah kita tidak tahu.
Nasionalismelah yang menjadikan bukan urusan kita saat Afganistan dijajah.
Nasionalisme itulah yang mengajari kita untuk berbeda dari sesama manusia. Justru karena nasionalisme itulah kita terkotak-kotak.
Ayuna Fitria Fadjrin
Nasionalisme itu justru yang mengotak-kotakkan umat selama ini... sistem yang BOBROK
Teguh Budi Santoso
hubbul wathon minal iman.....
Afandi Kusuma
tapi ide manusiallah yang menjadikan Mekkah bukan termasuk wathon kita dan menjadikan kita sebagai orang asing jika pergi ke sana. Begitu Pak Teguh
Afandi Kusuma
mestinya wathon kita adalah ardhi
(atau bahkan alamin)
Teguh Budi Santoso
Tidak mengapa. khan di Al Qur'an juga disebutkan bahwa Allah menciptakan kita berbangsa-bangsa.
Afandi Kusuma
bener Pak Teguh, untuk kenal mengenal, bukan untuk mengkotak-kotakkan diri dengan membuat aturan sendiri-sendiri bagi bangsanya masing-masing
Yayan Ery-Moslemeen Granada-Andalucia
@Pak Teguh. hubul wathon minal iman itu bukan hadist. Tapi perkataan yang disebarkan kaum freemansory di dunia Islam pada kisaran abad 18.
Dalil Al-Qur'an yang Bapak sebutkan juga bukan dalil untuk nation state (negara bangsa).
Ide nation state atau nasionalisme sendiri berasal dari sekularisme Barat.
Dalam kamus webster tertulis, bahwa salah 1 bagian dari nasionalisme adalah a sense of national cosciousness exalting one nation above all others ( satu perasaan untuk mengagungkan 1 bangsa diatas bangsa-bangsa yang lain). Nah bagaimana ide nation state ini menurut hukum Islam.
Banyak hadist-hadist melarang dan mengecam dengan keras.
Semisal.
Rasulullah bersabda :
bukan dari golongan kami orang-orang yang menyeru kepada ashabiyyah (kebangsaan), dan bukan dari golongan kami orang-orang yang berperang karena ashabiyyah (kebangsaan) serta bukan dari golongan kami orang-orang yang mati karena ashabiyyah (kebangsaan)
(HR. Abu Dawud)
Ikatan di dalam Islam sendiri bukan ikatan nasionalisme tetapi ikatan aqidah dan ukhuwah Islamiyyah.
Teguh Budi Santoso
ngapunten, saya termasuk orang yg tidak setuju dengan adanya satu kilafah...kalo' tahu arahnya kesitu tentu saya tidak ikut-ikut komen . Mungkin waktu ngaji dulu saya termasuk santri sing ndablek...hehehhe. Monggo dilanjut...
Yayan Ery-Moslemeen Granada-Andalucia
Semoga nanti Bapak menangi khilafah ala manhajinubuwwah yang dijanjikan Allah dan Kanjeng Nabi tegak dan Bapak menangi untuk melihat diterapkannya hukum-hukum sang pencipta alam sehingga rahmatan lil alamin benar-benar kita lihat dan kita rasakan.
dan nanti Bapak Teguh akan setuju dengan sendirinya.
Afandi Kusuma
kenapa tidak setuju Pak Teguh ? Apa salahnya dengan dia?
Ada yang mempertanyakan benarkah nasionalisme kita telah terkotak-kotak.
Oh, apakah kita masih saja tidak terpikir???
Bahkan sejak awal NASIONALISME itu sendirilah yang telah mengotak-ngotak kita. Ide nasionalisme itulah yang telah mengajari kita untuk mengotak-ngotakkan diri.
Nasionalisme itulah yang membuat kita menjadi orang asing bagi Malaysia, bagi Birma, bagi Banglades dan lainnya. Nasionalisme itulah yang membuat kita tidak seperti pulang ke rumah saat umrah dan haji, bahkan jadi orang asing, apakah kita tidak sadar.
Nasionalismelah yang membuat kita mesti tidak peduli dengan yang terjadi di Mesir dan Syiria, apakah kita tidak tahu.
Nasionalismelah yang menjadikan bukan urusan kita saat Afganistan dijajah.
Nasionalisme itulah yang mengajari kita untuk berbeda dari sesama manusia. Justru karena nasionalisme itulah kita terkotak-kotak.
Ayuna Fitria Fadjrin
Nasionalisme itu justru yang mengotak-kotakkan umat selama ini... sistem yang BOBROK
Teguh Budi Santoso
hubbul wathon minal iman.....
Afandi Kusuma
tapi ide manusiallah yang menjadikan Mekkah bukan termasuk wathon kita dan menjadikan kita sebagai orang asing jika pergi ke sana. Begitu Pak Teguh
Afandi Kusuma
mestinya wathon kita adalah ardhi
(atau bahkan alamin)
Teguh Budi Santoso
Tidak mengapa. khan di Al Qur'an juga disebutkan bahwa Allah menciptakan kita berbangsa-bangsa.
Afandi Kusuma
bener Pak Teguh, untuk kenal mengenal, bukan untuk mengkotak-kotakkan diri dengan membuat aturan sendiri-sendiri bagi bangsanya masing-masing
Yayan Ery-Moslemeen Granada-Andalucia
@Pak Teguh. hubul wathon minal iman itu bukan hadist. Tapi perkataan yang disebarkan kaum freemansory di dunia Islam pada kisaran abad 18.
Dalil Al-Qur'an yang Bapak sebutkan juga bukan dalil untuk nation state (negara bangsa).
Ide nation state atau nasionalisme sendiri berasal dari sekularisme Barat.
Dalam kamus webster tertulis, bahwa salah 1 bagian dari nasionalisme adalah a sense of national cosciousness exalting one nation above all others ( satu perasaan untuk mengagungkan 1 bangsa diatas bangsa-bangsa yang lain). Nah bagaimana ide nation state ini menurut hukum Islam.
Banyak hadist-hadist melarang dan mengecam dengan keras.
Semisal.
Rasulullah bersabda :
bukan dari golongan kami orang-orang yang menyeru kepada ashabiyyah (kebangsaan), dan bukan dari golongan kami orang-orang yang berperang karena ashabiyyah (kebangsaan) serta bukan dari golongan kami orang-orang yang mati karena ashabiyyah (kebangsaan)
(HR. Abu Dawud)
Ikatan di dalam Islam sendiri bukan ikatan nasionalisme tetapi ikatan aqidah dan ukhuwah Islamiyyah.
Teguh Budi Santoso
ngapunten, saya termasuk orang yg tidak setuju dengan adanya satu kilafah...kalo' tahu arahnya kesitu tentu saya tidak ikut-ikut komen . Mungkin waktu ngaji dulu saya termasuk santri sing ndablek...hehehhe. Monggo dilanjut...
Yayan Ery-Moslemeen Granada-Andalucia
Semoga nanti Bapak menangi khilafah ala manhajinubuwwah yang dijanjikan Allah dan Kanjeng Nabi tegak dan Bapak menangi untuk melihat diterapkannya hukum-hukum sang pencipta alam sehingga rahmatan lil alamin benar-benar kita lihat dan kita rasakan.
dan nanti Bapak Teguh akan setuju dengan sendirinya.
Afandi Kusuma
kenapa tidak setuju Pak Teguh ? Apa salahnya dengan dia?